GeRAK Aceh Bedah Buku Puisi Perlawanan Korupsi

BANDA ACEH – Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh membedah buku puisi perlawanan terhadap tindak pidana korupsi karya Sri Radjasa Chandra dengan tema perangi korupsi sampai keliang lahat atau mati tak bermartabat, di Banda Cofee Banda Aceh, Sabtu (24/9).

Bedah buku tersebut dihadiri oleh mahasiswa, masyarakat serta unsur pegiat sosial lainnya. Kegiatan ini dipimpin oleh Samsul Kahar pimpinan Harian serambi Indonesia, Khamaruzzaman Bustaman Ahmad, akademisi UIN Ar-Raniry, Syarifuddin Budiman, Ketua Partai Hanura Aceh serta Mukhils Sudin Ilyas dari Bandar Publising.

Samsul Kahar menilai, buku tersebut dapat menjadi salah satu senjata baru yang digunakan oleh GeRAK Aceh untuk melawan korupsi, karena tulisannya menusuk langsung ke sanubari manusia. Begitu juga dengan sipenulis buku ini dirinya sangat berani. Sama seperti apa yang ditulis,
terkesan elegan serta sangat menyentuh terhadap apa yang sedang dilakukan dalam memberantas korupsi.

“Salut saya dengan penulis buku ini dan juga GeRAK Aceh selaku penggerak bedah buku,” ujarnya.

Mukhils Sudin Ilyas selaku penerbit buku ini menyampaikan, saat menerbitkan buku ini pihaknya hanya butuh pertemuan tiga kali. Dan sebagai seorang publiser, ini menjadi pelajaran bagi dirinya.

“Buku puisi perlawanan ini menjadi cara baru mereduksi korupsi dan GeRAK tepat melakukannya,” katanya.

Sementara itu, Akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Khamaruzzaman Bustaman Ahmad mengatakan, buku puisi perlawanan ini lebih menggunakan bahasa batin. Sebenarnya, ada dua bahasa yang sering digunakan, pertama melalui pikiran dan melalui batin. Seperti halnya sastrawan dia menggunakan bahasa jiwa bukan bahasa yang muncul dari pikiran.

Kata Khamaruzzaman, buku ini dihasilkan ketika penulis saat sedang sendiri, dimana ketika level manusia menggunakan jiwa sebagai bahan tulisannya. Selain itu, dirinya menyampaikan bahwa salah satu puisi yang ada dalam buku puisi perlawanan ini sudah dimuseumkan di Jakarta, namun ia tak menyebutkan puisi tersebut.

“Di Jakarta ada puisi dalam buku ini yang sudah di musiumkan, silahkan dicari mana pusi disitu yang paling menarik,” tuturnya.

Berikut salah satu puisi yang dikutip AJNN dari dalam buku tersebut.

Lawan Sekarang Juga!
Diatas pusara pahlawan tak dikenal ketundukan dan
Kuangkat sumpah demi Allah SWT…
Terkutuklah mereka yang membiarkan negeri ini porak poranda
Demi mengejar nafsu birahi kekuasaan
Membeli hukum dengan uang hasil rampokan
Demi citra individu semata
Namun dikangkanginya hukum
Saudaraku…
Lawan sekarang juga
Atau anak cucu kita tak sempat lagi menikmati sinar matahari Indonesia
Sahabatku…
Diam sama sekali bukan emas
Diam bisa jadi takut atau bagian dari mereka
Ingat…
Jika tak mampu ku lawan didunia
Kutunggu di akhirat nanti…